Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti sudah mempunyai jodoh masing-masing dari Tuhan. Meskipun demikian, alangkah baiknya manusia tidak hanya menunggu jodoh itu datang, tetapi harus berusaha dan berikhtiar untuk mencari pasangan hidupnya. Cerita taaruf berikut mungkin bisa jadi pengetahuan tambahan untuk kalian sehigga manjadi jomblo yang bijak.
Dalam Islam terdapat sebuah metode dalam proses pencarian pasangan hidup yang bernama taaruf dan memiliki arti perkenalan. Metode dalam taaruf ini biasanya dilakukan oleh orang-orang guna menjalani sebuah pendekatan atau perkenalan sebagai tahap awal untuk memperoleh pasangan hidup. Cerita taaruf tercipta melalui seorang wanita dan laki-laki muslim yang belum kenal satu sama lain, namun mereka sama-sama memiliki tujuan untuk saling mengenal lebih dalam.
Terdapat suatu hal yang membedakan antara taaruf dengan pendekatan pada umumnya yaitu pada orang yang menjalani taaruf membutuhkan seorang perantara atau mediator. Apabila taaruf yang dijalankan menemui sebuah ketidak nyamanan maka proses taaruf itu bisa dihentikan. Cerita taaruf Ira, seorang perempuan yang sudah memantapkan dirinya untuk bertaaruf menyadari bahwa taaruf yang dibenarkan dalam islam, memiliki beberapa kendala.
Terlebih lagi kedua calon tersebut tidak mengenal sifat dan karakter, bahkan wajah masing-masing dari calon pasangan mereka. Selama menjalani masa taaruf, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, diperhatikan dan dipertanyakan mengenai calon yang akan diperkenalkan pada kita.
Dalam cerita taaruf Ira, alasan ia memilih taaruf dalam mencari pasangan hidup ialah ingin mengetahui dan belajar memahami sifat dan karakter pasangan secara lebih netral. Selain itu alasan lainnya karena saat itu ia berusia 20 tahun dan memiliki niat untuk menikah di usia 22 tahun. Ira pun menjalani masa taarufnya ketika ia berusia 21 tahun.
Cerita taaruf Ira dan sang suami berawal dari niat masing-masing untuk saling berusaha serta menyerahkan urusan jodoh pada Allah. Saat berusia 21 tahun, Ira mendapat mendapat pesan dari sesorang laki-laki yang ternyata rekan organisasinya waktu SMA. Ira pun tak langsung memberikan respon melainkam berkonsultasi dengan salah satu gurunya tentang pesan yang ia dapat. Beberapa waktu kemudian, laki-laki tersebut mengirim pesan kepada Ira kembali bahwa Ira diminta untuk bertaaruf dengan laki-laki itu.
Dikarenakan Ira belum kenal dengan laki-laki itu, maka ia pun mencari seorang perantara atau mediator yang merupakan temannya sendiri yang sudah menikah. Mediator itulah yang menjadi perantara antara Ira dan laki-laki itu untuk berkomunikasi hingga masa khitbah dan berujung ke pernikahan. Begitulah cerita taaruf menarik Ira dengan suaminya yang pernikahannya bertahan sampai saat ini. Itulah judoh, sperti quote bijak keluarga “jodoh pasti bertemu” namun tentunya berdiam diri bukanlah opsi terbaik buat kamu yang merindukan sosok kekasih hidupmu.