Sebagian besar anak muda yang telah mencapai usia baligh tentunya akan merasakan jatuh cinta. Namun, dalam ajaran Islam sendiri sangat dianjurkan untuk tidak mendekati zina atau lebih baik menikah jika telah dianggap mampu. Bagaimana untuk memulainya, tentunya membutuhkan kata-kata ta’aruf yang santun dalam menyampaikan niat tersebut.
Kata-kata ta’aruf bisa jadi mempengaruhi respon seseorang, baik calon mempelai perempuan maupun walinya. Oleh karena itu, perlu konsep yang maksimal agar setiap apa yang Kamu sampaikan bisa diterima dengan baik dan berkesan. Berikut beberapa pilihan kata ta’aruf yang bisa disampaikan:
Kata-kata Ta’aruf Pilihan
“Allah begitu indah mengatur setiap urusan setiap hambaNya. Memberikan rasa cinta dan kasih untuk saling mencintai diantara keduanya, seperti niatku tulus ingin mengajakmu membangun sebuah keluarga yang penuh kedamaian dan keindahan, belajar bersama menggapai sebuah impian dan menyatukan tujuan yang sama yaitu bertemu Sang Kholiq di surgaNya, izinkanlah Aku mengutarakan niat tulusku untuk mengajakmu ta’aruf”
“Neng, ada jalan yang lebih indah jika dilalui bersama-sama dalam suatu hubungan yang halal dan mendapat ridhoNya. Saling memahami, mengasihi, menyayangi dan menyatukan perbedaan dalam suatu ikatan yang halal. Berta’aruf mungkin adalah jalan terbaik untuk menyegerakan niat untuk menyempurnakan separuh agama ini. Maukah Kamu berta’aruf denganku?”
“Ukhti, Saya ingin mengutarakan keseriusanku tentang hubungan Kita. Menghalalkanmu adalah pilihan terbaik. Kita sudah saling mengenal apa artinya cinta, namun cinta itu haruslah dijaga bukan untuk dinodai. Oleh karena itu, maukah Kamu berta’aruf denganku dengan segala kekuranganku?”
“Sebuah perasaan ini mungkin sudah tak mampu untuk kusimpan lagi, hanya lantaran do’a yang mungkin selalu kupanjatkan, mengukir namamu mungkin cara yang tepat sebagai ikhtiarku. Namun, jika Kamu mengizinkanku, maukah Kamu berta’aruf denganku?”
Kata-kata ta’aruf berarti mengajak kejenjang yang lebih serius untuk halal, jadi harus dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Kamu bisa menggunakan bahasa sesuka hati, mengungkapkannya dengan caramu sendiri. Apalagi menjadi calon imam di depan mertua tentunya harus bersikap bijaksana, berwibawa namun juga santun.