Saat menjalankan diet sehat, pilihan menu makan biasanya menjadi perhatian utama. Padahal, bukan hanya menu, cara cara memasak makanan sehari hari pun tak boleh disepelekan. Karena itulah kami akan mengajak Anda membahasnya di sini.
Belum banyak yang tahu, cara memasak makanan diet yang salah dapat menghilangkan gizinya. Apalagi di Indonesia, goreng-gorengan masih jadi favorit. Selain itu, kebersihan juga kurang diperhatikan.
Di sini, Anda bisa mengetahui cara cara memasak makanan sehari hari yang baik dan benar. Jadi, tak ada lagi yang namanya gizi dan nutrisi terbuang sia-sia.
Akan tetapi, sebelum membahasnya terlalu dalam, ada baiknya Anda mengetahui langkah-langkah yang juga perlu diperhatikan dalam memasak. Mari kita simak selengkapnya!
Langkah & Cara Memasak Makanan Sehari Hari yang Perlu Diperhatikan
Studi dari NSF 2011 lalu menunjukkan bahwa dapur adalah tempat dengan kuman terbanyak di rumah. Tempat cuci piring bahkan mengandung 100.000 kali kuman lebih banyak dibandingkan kamar mandi.
Kuman-kuman penyebab penyakit seperti E. coli, campylobacter, dan salmonella juga banyak ditemukan di dapur. Terutama di spon pencuci piring, kain lap, meja dapur, dan talenan.
Untuk itu, kebersihan dan cara cara memasak makanan sehari hari harus diperhatikan. Dengan langkah dan cara memasak makanan diet yang benar, penyebaran kuman bisa kita tekan.
1. Mencuci Tangan
Tangan adalah salah satu media utama penyebaran kuman. Pastikan untuk mencucinya dengan sabun sebelum memegang makanan. Gunakan juga air hangat jika memungkinkan.
Bayangkan jika kuman dari tangan tersebar ke masakan yang kemudian disantap oleh anak dan suami Anda tercinta. Anda pasti tidak ingin itu terjadi kan?
Meski terkesan sepele, cuci tangan terbukti dapat menekan penyebaran kuman penyakit 50%. Belum lagi kalau pakai sabun, keampuhannya akan meningkat dengan 70%.
Dengan antiseptik, hampir 98% kuman bahkan bisa hilang. Dengan cara yang sangat mudah dan tak membutuhkan banyak waktu, Anda bisa terhindar dari berbagai macam penyakit.
Ingat bahwa mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Anda pun bisa menghemat anggaran untuk berobat ke dokter. Jadi, kenapa tidak menjadikannya kebiasaan baru sehari-hari?
Baca juga: 7 Tips Pola Hidup Sehat untuk Wanita Usia 20 & 30-an
2. Mencuci Buah dan Sayur
Dimasak atau dimakan segar, buah dan sayur harus dicuci bersih. Pasalnya, petani sering memakai pestisida dalam budidaya tanaman. Jika tertelan, berisiko menyebabkan kanker.
Sayur dan buah impor pun sama saja. Biasanya, mereka melalui proses pengawetan agar bisa tetap segar begitu sampai di negara kita. Belum lagi jika ada kuman dan kotoran yang menempel.
Oleh karena itu, pastikan buah dan sayur sudah dicuci bersih sebelum sampai ke mulut. Begitu juga jika Anda ingin memakainya sebagai masker pemutih wajah alami.
Caranya, cucilah di bawah air dingin yang mengalir. Hindari penggunaan sabun karena dapat tertinggal di permukaan buah dan sayur.
3. Potong dalam Ukuran Besar
Anda mungkin sering memperhatikan jika buah dan sayur yang dibiarkan di suhu ruangan akan berubah warna. Terutama jika sudah dipotong atau dikupas kulitnya.
Hal ini disebabkan oleh proses oksidasi saat senyawa fenol di dalamnya bereaksi dengan oksigen. Gawatnya, oksidasi termasuk musuh utama vitamin dan mineral selain temperatur dan air.
Semakin lama terpapar oksigen, kadar vitaminnya semakin berkurang, terutama A dan E. Suhu rendah dapat menunda proses oksidasi, karena itulah buah dan sayur biasanya disimpan di kulkas.
Agar nutrisinya tidak semakin hilang, segera gunakan buah dan sayur setelah dikeluarkan dari kulkas. Potong dalam ukuran besar untuk mengurangi permukaan yang terpapar ke udara.
Kupas kulit buah tipis-tipis. Jika memungkinkan, masak dalam kondisi utuh atau sertakan kulitnya. Pastikan kulit buah dan sayur sudah dicuci bersih terlebih dahulu.
4. Segera Hidangkan dan Santap Maskan Setelah Matang
Menu masakan sehari hari untuk keluarga yang sudah matang harus segera dihidangkan dan dimakan. Tidak hanya untuk mempertahankan gizinya, tapi agar tidak terpapar bakteri dan teroksidasi.
Jika ingin membuat dalam jumlah besar sekaligus, sisanya harus segera disimpan dalam kulkas. Kalau ingin memanaskan, panaskan di atas 60°C untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Microwave juga jadi pilihan bagus untuk memanaskan masakan. Karena dapat mencapai suhu tinggi dalam waktu singkat sehingga kehilangan vitamin bisa diminimalisir.
Ada pendapat bahwa radiasi microwave berbahaya bagi ibu hamil. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Selama microwave dalam kondisi baik, microwave aman digunakan. Ikuti juga standar keamanan seperti menutup rapat microwave dan tidak berdiri di depannya saat digunakan.
5. Cuci Peralatan Masak & Dapur
Talenan dan meja dapur tak hanya perlu dibersihkan setelah, tapi juga sebelum memasak. Pasalnya, talenan memiliki bakteri Faecal coliform 200% lebih banyak dibanding dudukan toilet.
Alangkah baiknya jika Anda menggunakan talenan yang dibuat dari bahan selain kayu. Pasalnya, kayu mudah lembab dan berpori sehingga bisa dijadikan sarang bakteri.
Bersihkan juga peralatan lainnya seperti panci, wajan, dll. Ganti lap dan spon cuci piring secara berkala. Peras spon setelah digunakan karena spon basah adalah tempat favorit bakteri berkembang biak.
Baca juga: Pentingnya Mengetahui Jenis dan Cara Mengatasi Keputihan Untuk Pencegahan
Cara Cara Memasak Makanan Sehari Hari Tanpa Merusak Gizi
Ada banyak metode atau jenis cara memasak resep masakan sehari hari di rumah yang bisa kita gunakan. Namun, tak semuanya sehat karena dapat menghilangkan nutrisi di dalamnya.
Cara cara memasak makanan sehari hari yang benar juga penting karena dapat membunuh bakteri penyebab penyakit. Jika tidak dilakukan dengan baik, penyakit bisa menyerang Anda dan keluarga.
Bahan seperti daging dan jeroan perlu dimasak hingga matang. Sedangkan sayuran tak boleh terlalu dipanaskan. Lebih lengkapnya, simak cara yang bisa Anda gunakan berikut ini:
1. Merebus
Merebus adalah salah satu macam cara memasak makanan sehari hari yang paling mudah dan sederhana. Metode ini juga cocok untuk membuat resep masakan Jawa sehari hari dan aneka resep masakan Indonesia lainnya.
Merebus dapat membantu menurunkan kadar goitrogen dalam sayuran seperti brokoli dan kale. Meski tak berbahaya, goitrogen dapat memperparah gangguan tiroid.
Merebus juga efektif dalam menurunkan oksalat, senyawa antinutrisi yang merangsang batu ginjal. Pada beberapa bahan, cara memasak makanan sehari hari ini juga dapat meningkatkan nutrisi.
Pada wortel, kadar antioksidannya lebih tinggi daripada dimakan mentah, digoreng, atau dikukus. Vitamin A juga lebih baik diproses dengan direbus daripada digoreng, difermentasi, atau dikeringkan.
Kadar omega-3 dalam ikan pun bisa dipertahankan dengan metode ini. Lebih baik daripada lewat proses penggorengan maupun microwave. Meski demikian, ada juga bahan yang tak baik direbus.
Pasalnya, air yang digunakan untuk merebus akan mencapai suhu hingga lebih dari 100 °C. Padahal, vitamin B dan C sangat sensitif terhadap suhu tinggi. Keduanya juga larut dalam air.
Merebus juga menurunkan kadar mineral karena hilang dalam air. Untuk itu, hindari merebus bahan yang kaya vitamin B, C, dan mineral seperti bayam dan selada.
2. Mengukus
Mengukus termasuk cara memasak makanan sehari hari yang paling sehat. Selain dapat mempertahankan rasa, Anda tak perlu menambahkan minyak dalam prosesnya.
Untuk sayuran, terutama yang mengandung vitamin B dan C, metode ini lebih baik dari merebus. Pasalnya, sayuran tidak bersentuhan langsung dengan air.
Studi menunjukkan bahwa mengukus paling baik untuk mempertahankan glukosinolates dalam brokoli. Senyawa ini berfungsi untuk menekan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
Mengukus juga cocok untuk ikan karena tidak membuat dagingnya kering. Selain itu, cara memasak makanan sehari hari ini bisa dipakai untuk kacang panjang, daging ayam, dan kerang.
Meski demikian, ada satu kelemahan dalam mengukus. Karena tidak menggunakan lemak dalam prosesnya, vitamin A, D, E, dan K jadi tidak tersedia.
Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ada cara untuk mengatasinya. Tambahkan minyak kelapa atau zaitun saat memasak atau penyajian agar vitamin jadi mudah diserap oleh tubuh.
3. Menumis
Esensi menumis adalah cara memasak makanan sehari hari dengan suhu tinggi dalam waktu singkat. Karena prosesnya singkat, bahan biasanya dipotong kecil-kecil agar matang sempurna.
Meski menggunakan minyak, jumlahnya tidak sebanyak dalam menggoreng biasa. Anda pun bisa memakai minyak yang lebih sehat seperti zaitun, canola, wijen, dll.
Beberapa sayuran seperti brokoli, kubis, terong, dan tomat cocok dengan cara memasak makanan sehari hari ini. Karena, vitamin A, D, E, K jadi tersedia dan lebih mudah diserap tubuh.
Menumis juga membantu memecah dinding sel tomat, sehingga tubuh mudah menyerap likopen di dalamnya. Likopen sangat bermanfaat untuk kulit dan dapat membantu menghilangkan bekas jerawat.
Sementara itu, vitamin B dan C bisa dipertahankan asal proses menumis tidak terlalu lama. Selain sayur, menumis bisa digunakan untuk jamur, ayam, tahu, nasi, daging, udang, dll.
Baca juga: Cara Memutihkan Wajah Secara Alami yang Bisa Dilakukan di Rumah
4. Broiling
Broiling adalah cara memasak makanan dengan api dalam suhu tinggi dalam waktu singkat. Metode ini tidak menggunakan minyak tambahan sehingga termasuk dalam dry-heat method.
American Heart Association menganggapnya lebih sehat daripada menggoreng karena tidak meningkatkan lemak dan kalori. Lemak jenuh pada daging merah bahkan bisa berkurang dengan metode ini.
Broiling paling cocok digunakan untuk bahan masakan yang mengandung protein seperti daging, salmon, dan ayam. Ia juga bisa digunakan untuk bawang dan paprika.
Meski demikian, Anda perlu berhati-hati karena broiling dapat memicu pembentukan senyawa AGEs. Senyawa ini dapat memicu beberapa penyakit seperti jantung, ginjal, dan penuaan kulit.
Pembentukan AGEs pada daging yang di-broil lebih tinggi daripada dimasak dengan metode lain. Untuk itu, hindari membakar hingga daging gosong.
Meski demikian, pastikan daging benar-benar matang sebelum dimakan. Agar bisa matang sempurna dalam waktu singkat, iris daging menjadi lembaran tipis.
5. Microwave
Cara memasak makanan diet dengan menggunakan microwave memiliki beberapa kelebihan. Ia bisa mencapai suhu tinggi dalam waktu singkat dan menggunakan sedikit air, sehingga nutrisi dapat dipertahankan.
Studi dari University of Tsukuba (2008) menunjukkan kadar polifenol dan vitamin C cabai tidak turun saat dimasak dengan microwave. Metode ini juga mempertahankan vitamin B lebih baik daripada merebus.
Microwave dan menumis tanpa air juga menjadi metode terbaik dalam mempertahankan kadar antioksidan. Kadar senyawa anti kanker dalam kubis merah bahkan meningkat setelah dimasak dengan microwave.
Meski demikian, cara memasak makanan sehari hari ini juga memiliki kekurangan. Terkadang, masakan tidak matang secara merata. Tekstur, warna, dan rasanya juga bisa berubah jika dimasak terlalu lama.
6. Presto
Presto adalah cara memasak makanan sehari hari dengan uap air bertekanan tinggi. Suhu di dalam panci presto bisa mencapai 121 °C sehingga masakan bisa matang lebih cepat.
Presto juga dapat menekan reaksi oksidasi yang merusak nutrisi. Air yang dibutuhkan pun lebih sedikit dibandingkan merebus sehingga vitamin dan mineral bisa dipertahankan.
Selain itu, pancinya dapat ditutup rapat sehingga rasa masakan yang dihasilkan lebih kaya. Daging pun bisa dimasak lebih cepat dan lembut.
Cara memasak makanan sehari hari ini paling cocok untuk ayam, kentang, daging, bandeng, dll. Namun, hati-hatilah untuk tidak terlalu lama memasak karena masakan bisa terlalu lembut dan hancur.
7. Poaching
Poaching adalah cara memasak makanan sehari hari menggunakan air bersuhu sekitar 60 – 82 °C. Air yang digunakan tidak sebanyak merebus. Biasanya, hanya sekedar menutupi bahan makanan yang dimasak.
Suhunya yang tidak terlalu tinggi membuat poaching membutuhkan waktu lebih lama sampai masakan matang. Meski dapat menurunkan beberapa kadar nutrisi, metode ini memiliki kelebihan.
Pertama, poaching cocok untuk masakan bertekstur lembut seperti buah dan telur. Ia juga bisa digunakan sebagai cara memasak makanan sehari hari untuk ayam, ikan, dan bebek.
Poaching tidak membuat daging alot karena protein baru mengeras di atas suhu 93 °C. Memasak dengan suhu rendah juga meminimalisir pembentukan AGEs.
8. Sous Vide
Mungkin belum banyak orang mengenal cara memasak makanan diet yang satu ini. Sous vide berasal dari bahasa Perancis yang berarti dalam kondisi vakum.
Biasanya, sous vide digunakan untuk memasak daging. Seperti namanya, bahan masakan akan disimpan dalam plastik kedap udara dan dimasak dalam suhu rendah (55 – 60 °C).
Memasak dengan suhu rendah bisa membantu menekan produksi AGEs, BPA, dan senyawa berbahaya lainnya. Waktu dan temperatur juga bisa diatur sehingga daging lebih lembut dan matang merata.
Kaldunya pun tetap tersimpan dalam kantung bersama daging. Sehingga daging terasa lezat sementara kehilangan vitamin B dan nutrisi lainnya bisa dihindari.
Baca juga: Manfaat Minum Air Putih bagi Kesehatan Secara Rutin
9. Fermentasi
Secara teknis, fermentasi sebenarnya tidak termasuk metode memasak karena tidak menggunakan panas. Namun, cara ini dapat mengubah rasa dan nutrisi masakan sehingga perlu dibahas.
Fermentasi sangat baik untuk kesehatan karena melibatkan bakteri probiotik. Bakteri baik ini dapat membantu melancarkan proses pencernaan Anda.
Hanya saja, fermentasi dapat menaikkan kadar histamin secara signifikan. Jika Anda tidak sensitif terhadap histamin, tidak ada yang perlu Anda khawatirkan.
Namun jika sensitif, kadar histamin yang tinggi bisa menimbulkan gejala alergi. Probiotik juga tidak cocok dikonsumsi orang-orang yang menderita bacterial overgrowth syndrome (BOS).
10. Tanpa Memasak
Diet raw food atau masakan mentah telah menjadi tren beberapa tahun belakangan ini. Beberapa nutrisi dalam makanan memang tersedia jika tidak mengalami proses pemasakan.
Allicin dalam bawang misalnya, akan berkurang saat terkena panas. Jika tetap ingin memasaknya, tambahkan bawang di tahap terakhir. Gunakan juga cara cara memasak makanan diet dengan suhu rendah.
Glukosinolates dalam brokoli dan selada air pun lebih tersedia dalam kondisi mentah. Sedangkan buah dan sayur segar memiliki kadar air tinggi sehingga cocok untuk menurunkan berat badan.
Biasanya, makanan mentah ini tidak mendapat tambahan gula dan lemak sehingga lebih sehat. Namun, beberapa nutrisi seperti likopen dan karotenoid baru akan muncul setelah dimasak.
Cara Memasak Makanan Diet yang Tidak Sehat
Diet sebenarnya tak selalu identik dengan penurunan berat badan. Diet adalah pengaturan pola makan yang ditujukan untuk kesehatan. Dewasa ini, semakin banyak orang menerapkan hidup dan diet sehat.
Agar semakin maksimal, perhatikan cara cara memasak makanan diet Anda. Hindari menggunakan metode tidak sehat berikut ini sebagai cara memasak makanan diet Anda:
1. Menggoreng
Menggoreng bisa dibilang cara memasak makanan diet yang paling tidak sehat. Sayangnya, metode ini banyak digunakan di Indonesia.
Pasalnya, dengan menggoreng Anda bisa membuat berbagai resep masakan praktis dan nikmat. Apalagi jika Anda wanita bekerja yang tak punya banyak waktu.
Menggoreng memang sangat simple. Rasa masakan yang dihasilkan pun gurih dan nikmat. Namun, suhu yang digunakan saat menggoreng sangat tinggi, sehingga berisiko menghilangkan kandungan nutrisi.
Menggoreng juga memerlukan banyak minyak. Padahal, minyak panas bisa meningkatkan kandungan lemak trans di dalamnya. Apalagi jika digunakan berulang kali.
Makanan tinggi lemak trans bisa meningkatkan risiko kanker, stroke, dan serangan jantung. Makanan yang digoreng juga diduga bisa memicu produksi hormon dan menimbulkan jerawat.
2. Membakar dengan Arang
Siapa yang tidak suka sate dan barbecue? Membakar memang bisa meningkatkan cita rasa daging. Namun, berhati-hatilah karena penggunaan arang bisa berakibat buruk pada kesehatan Anda.
Saat daging dibakar dengan suhu tinggi, lemaknya meleleh dan menetes di atas arang. Jika tidak dibersihkan, senyawa PAHs bisa terbentuk, menguap, dan diserap oleh daging.
PAHs sering dikaitkan dengan kanker payudara dan pankreas. Risiko terbentuknya AGEs naik seiring meningkatnya suhu saat pembakaran. Asap arang pun bersifat karsinogen dan dapat mengganggu pernafasan.
Baca juga: Cara Merawat Wajah yang Benar untuk Kulit Kering
3. Menggunakan Plastik dalam Microwave
Microwave sebenarnya termasuk cara memasak makanan diet yang paling sehat. Meski demikian, memakai plastik sebagai wadah di microwave bukanlah pilihan bijak.
Suhu tinggi microwave dapat menyebabkan molekul plastik masuk ke dalam makanan Anda. Padahal, di dalamnya terdapat bahan kimia seperti adipate, phthalate, dan BPA yang berbahaya bagi kesehatan.
Wadah bertuliskan BPA-free pun belum tentu aman digunakan. Masalahnya, di dalamnya terdapat senyawa Bisphenol A yang jika larut diduga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Lebih baik, gunakan wadah kaca atau keramik saat memasukkan bahan masakan ke microwave. Jika tetap ingin memakai plastik, pilihlah yang memiliki label aman untuk microwave dan sudah teruji klinis.
Sudah Tahu Cara Cara Memasak Makanan yang Baik?
Di atas sudah dijelaskan langkah dan cara cara memasak makanan diet yang baik. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Beberapa dapat mempertahankan nutrisi tertentu, namun merusak kandungan lainnya. Begitu juga dengan cara cara memasak makanan diet yang lain. Lalu, metode mana yang terbaik?
Agar nutrisi tubuh terpenuhi, Anda tidak harus menggunakan satu metode saja. Menggunakan cara cara memasak makanan yang benar secara berselang-seling malah lebih baik lagi.
Misalnya hari ini, Anda memasak brokoli dengan menumisnya. Besok, Anda memakannya dalam kondisi segar. Selain mendapatkan variasi nutrisi, Anda juga tidak bosan dengan menu yang itu-itu saja.
Yang jelas, hindari cara cara memasak makanan diet yang tidak sehat. Imbangi juga dengan olahraga dan gaya hidup sehat lainnya. Semoga bermanfaat dan semakin sehat ya!